Just a poem. Mine. Enjoy!
Antara Aku dan Waktu
Aku takut.
Aku sangat takut.
Aku benar-benar takut untuk menakuti apa yang aku takuti.
Seperti ini; jatuh terjembap dan tersesat di dalam waktu yang menakutkan untuk ditakuti.
Saat itu aku hanya sekedar tidak terima karena waktu menghakimiku, mengambil kehendak tanpaku, dan memperdayaiku.
Memangnya siapa pengaturnya?
Hanya saja, kau juga menyadarinya, waktu selalu berlalu seperti angin.
Berjalan begitu cepat sebelum kita bisa merasakan kehadirannya.
Waktu memang egois.
Tidak pernahkah waktu memikirkan apa yang akan terjadi ketika Ia berlalu?
Apakah waktu tidak menyadari bahwa kepergiannya adalah masalah yang besar bagi para manusia?
Sungguh, aku sangat ingin berbicara pada waktu.
Aku ingin bertanya, mengapa keadaan terlihat begitu kacau dan terbalik?
Tidak bisakah aku mengambil apa yang seharusnya aku miliki saat ini?
Kebahagiaan dan kebebasan.
Mengatur waktuku tanpa diatur balik.
Kau juga tahu,
Hidupku semakin kacau dan tidak beraturan saja.
Air mata akan berubah menjadi darah setelah sekian lamanya; dan pastinya memang begitu yang akan terjadi.
Ketika aku menatap waktu, apa yang aku tatap?
Putaran kosong yang tidak berarti.
Tapi,
Disisi lain aku yakin kalau aku masih bisa mengambil kendaliku dan menghidupkan kembali waktuku yang sudah terbuang sia-sia itu.
Aku bisa saja seenaknya menghentikan kehidupanku sejenak atau memutarnya lebih cepat lagi.
Karena aku baru mengerti; akankah dulu atau sekarang, tetap akulah pengaturnya.
Bukan waktu.
No comments:
Post a Comment